Banyak cara yang bisa ditempuh untuk mendapatkan karakter kendaraan yang menarik. Langkah modifikasi bisa ditempuh melalui 3 sektor utama pada mobil. Pada eksterior misalnya aplikasi body kit, wrapping sticker, velg. Sektor interior dan audio juga ada yang fanatik demi menciptakan nuansa dalam kabin yang tidak monoton. Sementara sektor mesin biasanya dilirik bagi mereka yang antusias dengan sensasi balap, misalnya seperti aplikasi piggyback, filter racing, intercooler, ataupun memasang "RR POWER" agar tenaga lebih responsif dan lebih irit bahan bakar..
ketika ditimpa cahaya akan lebih menarik |
Sudah
menjadi hal yang lumrah penggunaan motif karbon telah menjadi salah satu
pilihan yang menarik untuk melakukan tuning pada kendaraannya. Sejatinya
kemunculan serat karbon di dunia awalnya adalah untuk kepentingan industri.
Seiring perkembangan zaman, di dunia otomotif pun mulai mengaplikasikannya. Di
kancah dunia balap menjadi referensi global untuk memanfaatkan serat karbon
pada bidang bodi. Tujuannya adalah konversi bobot yang signifikan, bodi mobil-mobil
balap dikamuflase agar tidak terlalu berat akibat modifikasi di sektor mesin.
Sifat karbon yang kokoh dan kuat namun ringan adalah poin penting yang menjadi
nilai jualnya.
Kini
serat karbon tak lagi terbatas pada dunia balap saja, sebab seperti yang
diketahui motif karbon yang berbentuk anyaman dianggap unik menggiring fungsi
utamanya ke arah fashion. Selain itu, harga jualnya yang masih tergolong
premium mengangkat kelasnya sebagai salah satu aksesoris yang berkelas. Jika
diperhatikan pemasangan panel karbon pada tuning atau modifikasi mobil umumnya
ada yang memang diperuntukkan sesuai fungsinya untuk mengurangi bobot bodi, dan
ada juga yang hanya mengedepankan sisi fashion saja. Kap mesin, fender dan
tutup bagasi adalah bidang yang paling sering diganti dengan panel karbon jika
untuk keperluan balap. Pengurangan bobot bisa mencapai 50% dari berat aslinya,
tentu saja akan sangat berpengaruh terhadap performa dan regulasi balap.
Sementara di sisi lain dapat dilihat panel karbon di sisi fashion kendaraan
seperti mengganti panel-panel kecil sebagai aksesoris. Misalnya panel pada
lubang angin AC, panel head unit di dashboard, panel gagang pintu, dll.
“Di
dunia industri sendiri serat karbon ini termasuk dalam golongan fiber, hanya
saja memiliki kelebihan terutama dari sisi kekuatan dan berat yang lebih ringan
jika diaplikasikan. Karakternya kuat jika mendapat tekanan tegak lurus, nyaris
menyamai kekuatan plat besi. Namun kelemahannya tidak dapat menerima twist,
tidak seperti bahan plastik yang lentur dan fleksibel jika diputar.” Jelas
Steven Piponk, jebolan Teknik Industri di salah satu perguruan tinggi Jakarta
yang kini membuka workshop karbon Aeromotive Industry di Bandung. Aplikasinya
bisa tunggal artinya murni serat karbon saja atau dikombinasi dengan serat
fiber. Karena peruntukannya yang mulai bergeser ke sisi fashion dari kendaraan,
motif serat karbon yang beredar pun menjadi lebih bervariasi. Jenis anyaman
model baru terlihat lebih renggang, di mana akan masih jelas terlihat motifnya
jika dilihat dari jauh. Berbeda dengan motif lama yang umumnya bentuk
anyamannya lebih rapat, sehingga jika panel karbon ini dilihat dari jarak yang
agak jauh tidak akan terlalu kontras. Untuk warna serat karbon sendiri banyak
pilihannya, tidak lagi monoton di warna hitam saja. Banyak pilihan warna yang
bisa Anda pilih dan aplikasikan untuk menghiasi mobil Anda.
PROSES PEMBUATAN
Serat
karbon sendiri tidak lain hanya berbentuk lembaran-lembaran kain dengan rongga
yang agak jarang. Untuk membuatnya menjadi kokoh hanya dengan mencampurkannya
dengan bahan kimia resin. Terdapat dua metode untuk mengolahnya, ada yang
disebut wet carbon dan ada juga yang dikenal dengan istilah dry carbon. Wet
carbon adalah cara konvensional yang umumnya dilakukan manual dengan kuas. Di
mana lembaran karbon dioles dengan menggunakan bahan kuas untuk hingga rata
hingga terserap dan menutup lembaran karbon. Sementara dry carbon diproses
dengan menggunakan mesin khusus yang berfungsi menyedot udara dan kelebihan
bahan resin yang digunakan. Metode dry carbon ini menjadi metode yang paling
baik karena hasil akhirnya lebih proporsional. Baik dari segi ukuran,
ketebalan, detail, dan tentu saja harga jualnya yang lebih tinggi.
Seperti
yang diutarakan di atas, aplikasinya bisa murni hanya dari serat karbon saja
atau dicampur dengan serat fiber. Pada umumnya jika hanya menggunakan serat
karbon untuk panel-panel kecil, dibuat minimal 3 lapis lembar karbon hingga
jumlah yang tidak dibatasi tergantung kebutuhannya. Kelebihannya jelas lebih
tipis dan detailnya lebih baik, namun harus ditebus dengan harga yang lebih
tinggi, misalnya untuk sebuah panel tuas gear VW Scirocco berukuran 15cmx10cm
Anda perlu siapkan dana Rp 600ribu. Agar tidak terlalu menyedot dana maka
diakali dengan memanfaatkan serat fiber yang nantinya akan dibungkus dengan
serat karbon.
Untuk
finishingnya bisa dipilih sesuai selera, apakah divernis, dipoles atau dibuat
dof/matte. Masing-masing finishing memiliki karakternya sendiri, jika
diperhatikan hasil polesan dan ditutup vernish terdapat kemiripan karena
sama-sama mengilap. Bedanya adalah pada saat awal dan jangka panjang, panel
karbon yang ditutup vernish jauh lebih bening dan berkaca-kaca saat baru jadi
namun akan cenderung lebih cepat kusam dan berubah warna menjadi kuning jika
kurang dirawat.
Harga
yang ditetapkan pun bervariasi, detail lekukan dan tingkat kerumitan desain
sangat berbengaruh pada harga jualnya. Untuk kondisi desain biasa dan tidak
banyak lekukan seperti pada kap mesin Honda Brio, angka Rp 3 juta menjadi
patokan standar yang dimaklumi. “Tentu saja harganya berbeda jika konsumen
ingin dibuat custom, ada tekukan dan detail lain. Yang pasti hasilnya nanti
sangat dipengaruhi cetakannya, kalau cetakannya baik maka pasti hasilnya juga
akan detail.” Tambah Piponk.
PERAWATAN
Perawatan
untuk panel-panel yang terbuat dari bahan karbon ini nyaris sama dengan
perawatan cat pada bodi mobil. Bahan-bahan pemoles body peluntur jamur, dan
shampoo khusus untuk membuat cat tetap awet juga bisa dimanfaatkan untuk
merawat panel karbon. “Musuhnya karbon cuma 1, panas. Kalau terlalu sering kena
panas warnanya akan cenderung jadi kusam dan agak kuning.” Ungkap Alvin dari
bengkel modifikasi Hybrid Autoconcept Bandung.
Panel karbon memang lebih peka dan sensitif terhadap perubahan cuaca,
terutama jika panas. Jamur pun akan dengan mudah menempel jika air hujan tidak
segera dibersihkan. Bahan baku serat karbon memang berpengaruh juga terhadap
ketahanannya, namun rata-rata umur panel karbon bisa mencapai 3 tahun hingga
akhirnya terlihat kusam. Penggunaan cumpound juga perlu ditempuh lebih bijak,
terutama pada finishing karbon yang dilapisi vernis. Sebab penggunaan cumpound
yang terlalu sering justru akan membuat lapisan vernis terpapas, parahnya kulit
karbon malah bisa jadi belang dan tidak lagi cantik.
PERBAIKAN
Untuk
panel karbon yang telah kusam dan berubah warna menjadi kuning karena sering
tertimpa panas bisa kembali menjadi mulus. Workshop yang menggarap panel-panel
karbon biasanya menyediakan jasa servis untuk memoles ulang atau melapisi
ulang. Untuk cacat pada panel karbon bisa juga dilakukan dengan kondisi
tertentu, “selama bukan seratnya yang rusak masih bisa diperbaiki. Jadi bagian
yang cacat akan ditutup ulang dengan resin, lalu difinishing ulang agar kembali
mulus.” Terang Piponk.
Demikian sekilas
tentang karbon, prosesnya sangat sederhana dan dengan alat-alat yang tidak
rumit pun bisa dengan mudah dilakukan sendiri. Anda juga bisa langsung melapisi
panel-panel plastik pada gagang pintu, panel head unit mobil dengan lapisan
karbon ini. Namun yang perlu Anda ingat adalah jika campuran resin dan panel
karbon telah menempel pada bidang tertentu maka cat asli pada panel yang kita
bungkus tadi akan terkelupas. Mari bergaya dengan panel karbon!
No comments:
Post a Comment